• Posted by : OfficialTeam Jumat, 05 Juli 2013

    Namaku Jono. Sekarang saya berkerja di salah satu kantor swasta di kota Sakae, Jepang . Dulu aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks perumahan yang amat membosankan sehingga aku memutuskan untuk mandiri dengan menghuni kamar kostan milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Surabaya. Sebagai gambaran kostanku terdiri dari 3 lantai lantai pertama dihuni pemilik kosanku yang sekaligus rumah utama pemilik kostan, sedang lantai kedua dihuni oleh anak kost baik itu cowok ato cewek secara kostanku adalah kostan campur, sedang untuk lantai ketiga tempat pemilik kost menaruh alat2 fitnes sebagai salah satu fasilitas yang diberikan kepada anak2 kost dan ada 3 kamar kost yang salah satunya aku tinggali.
    Hari pertama aku menghuni aku lapor dengan Pemilik kostan dimana aku tinggal, beliau kebetulan tinggal di lantai 1 sedangkan aku di lantai 3. Setelah melapor aku dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal disebelahku yaitu Rena . Hari kedua aku mencoba untuk berkenalan dengan Rena, ternyata beliaudia tidak terlalu tua, kelihatannya sekitar 30 – 31 tahunan. Orangnya ramah dan baik sekali. Yang aku heran sampai umur segitu dia belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir yang bagus sehingga dia harus konsen dengan karirnya. Berikut adalah pengalamanku diwaktu tidak terduga . Sekedar gambaran, Rena mempunyai tinggi badan sekitar 167 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Rena memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Rena menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.

    Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di kamarku , kemudian saya intip dari jendela kamarku ternyata Rena. “eh ya ada apa Ren ? ” kataku sambil membuka pintu. “Ngga Jon ada koran edisi hari ini gak ?” . “Sepertinya ngga ada Ren” jawabku “Eh aku numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pipis he he he. “silahkan Ren tapi kamar mandinya ngga sebersih punya kamu loh maklum bujangan” kataku sambil tertawa. ” Ngga apa apa” jawabnya. baru aku sadar bahwa Rena memakai baju training tipis mungkin habis fitness di depan . “Abis fittnes ya Mbak, kok gak pake kamar mandi Rena sendiri ??” tanyaku “Iya tadi maunya kekamar kuncinya lagi macet” ujar Rena sambil ngeloyor ke kamar mandiku. Sambil jalan ke dalam kamar aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si Rena ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama Rena. Ah bodo amat bodo amat kaya dia ngga pernah muda aja. Begitu keluar dari kamar mandi si Rena senyum-senyum, wah malu deh aku. “Hayo kamu tadi lagi ngapain Jon? tanya si Rena. “Ngga ngapa-ngapain kok Ren” jawabku sambil menunduk kebawah, Malu cing. Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya. “Jon..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.

    “Ya Ren..?” Jawab saya. “Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu. “Ada yang bisa saya bantu, Ren..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu- raguannya. “Eee.. nggak kok. Rena cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu- ragu lagi. “Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia. “Iya sih Ren. Maklum Ren belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa. “Terus pake sabun ya ? he he he kata Rena sambil tertawa “Iya Ren, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel. “Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab Rena. “Eee.. mau dibantuin  nggak..? sambungnya “Maksudnya Ren? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si Rena horni abis. ” Iya kamu nonton bareng aku kan biar ngga malu lagi” sambil melayang tangan Rena ke selangkangan ku. “sana ambil laptop mu” asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar mandi dan membawa keluar laptop itu.

    Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Rena duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian dia melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung. “Cakep- cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya. “Dari kapan kamu mulai nonton film beginian..? tanyanya. “Udah dari dulu Ren..” kataku. “Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Jono udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi. “Ya sempet sih Rena waktu masih kuliah dulu sama pacarku” “wah enak dong ” “Iya tapi udah lama Ren udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Ren, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku. “Ah Jono ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku. “Tapi bolehlah nanti Rena ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang. Tidak lama berselang, tiba-tiba Rena menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Rena sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut . Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur. Kemudian Rena mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Rena juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap- usap kejantananku. Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ Jon..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..” Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Rena. Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua. “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Jon.. terus..” bisik Rena. Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus Jon.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Rena. Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Rena yang terlihat sangat lemas di sofa.

    “Saya kapan Ren, kan saya belum..?” Rujukku. “Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Rena waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Rena. Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Rena juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua. Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Rena. “Ssshh..” rasanya benar- benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Rena mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Rena mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Rena tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..Jono ” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Rena. Lalu Rena mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Rena terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi- jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Rena, yang tiba-tiba dinding- dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Rena keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Rena, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Rena terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap. Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. “Ssshh.. shh..” desahan Rena sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Rena agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Rena, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi. Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Bram.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Rena terus mengerang. Beberapa menit berlalu, kemudian Rena merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus. Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Rena dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Rena. Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Rena. Dengan raca kecapaian yang luar biasa Rena membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya. “Wah kok ngga ditarik sih Jon, nanti aku hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar. “Maaf Ren aku lupa abis keenakan sih” jawabku “Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut. “I.. iiya Ren..” jawabku sambil menunduk. “Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Jon” jawab Rena. Wah rupanya nih Rena udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah, gua belagak culun aja.hehehe


    Mulai saat itu kami sering melakukan hubungan seks setiap saat kami mau..secara kamar kami sebelahan.....oh Rena bikin aku krasan kost...

    *ingat ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan cerita dan nama mohon di maklumi ;;)
    jangan lupa follow DelusiTEAM

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - 48Corp's - 48 Corp's - Powered by Blogger - Designed by 48Corp's